Gunungkidul – Berkembang pesatnya wisata gunungkidul memunculkan ide – ide kreatif para pengusaha kuliner, ingin memperkenalakan olahan khas masyarakat gunungkidul yang hampir terlupakan ke masyarakat moderen, tiwul yaitu makanan khas masyarakat gunungkidul yang kini keberadaanya sudah susah dijumpai karena perkemabangan jaman yang sekarang mayoritas masyarakat sudah beralih ke nasi sebagai makanan pokoknya.
Sejarah mencatat dahulu ketika jaman penjajahan masyarakat gunungkidul dan sekitarnya kekurangan sumber pangan, hingga akhirnya mereka menemukan alternatif makan pokok dari ketela / singkong yang di olah sedemikian rupa hingga jadilah tiwul,tanah gunugkidul yang dikenal kering memang kurang cocok untuk ditanami padi, disana hanya 1 tahun sekali para petani menam padi yaitu pada saat musim penghujan.
Sebelum adanya inovasi padi gogo yang tidak membutuhkan banyak air, padi tidak dapat tumbuh di wilayah Gunung Kidul. Airnya kurang banyak. Akibat kurangnya air dan sedikitnya tanaman yang dapat tumbuh, hewan ternak pun jarang dimiliki. Masyarakat kemudian menggantungkan hidupnya pada ketela, salah satu tanaman yang cocok bagi kondisi alam Gunung Kidul.
Sama seperti nasi yang saya kenal sebagai makanan sehari-hari, di daerah Gunung Kidul ketela menjadi bahan pangan pokok. Ketela diolah dengan cara yang sederhana sehingga dapat disimpan dan bertahan lama mirip beras.
Sebelum menjadi tiwul kita harus mengolah gaplek dahulu, Tiwul memiliki rasa yang sedikit manis dan memiliki aroma alami dari singkong, sehingga memiliki cita rasa yang khas pada makanan ini. Selain itu teksturnya yang pulen dan menggumpal memberikan sensasi tersendiri saat kita menyantapnya.
2 komentar
Write komentarenaknya bolu chsntique, pengen nyoba lagi
ReplyCvtugu
apakah kelestarian nasi tiwul masih terjaga sampai sekarang?
ReplyEmoticonEmoticon